Pada Hening
Aku...
ingin rebah di dadamu
ingin rebah di dadamu
menghirup
segar nafas khusyu’mu
segar nafas khusyu’mu
mencuri
debar ketenanganmu
debar ketenanganmu
Yang rapi
kau simpan, di dalam selimut diam
kau simpan, di dalam selimut diam
ada
senyum samar, mekar
senyum samar, mekar
di kedut bibirmu
ketika
kelopak rembulan ranum berpijar
kelopak rembulan ranum berpijar
ketika
putik-putik bintang menyemut berpendar
putik-putik bintang menyemut berpendar
jatuh
menghujani tubuhmu
menghujani tubuhmu
sehingga
aromamu yang sunyi
aromamu yang sunyi
tercium
lebih wangi
lebih wangi
aku juga
ingin belajar
ingin belajar
pada
hikmat kesabaranmu, pada lamat warnamu
hikmat kesabaranmu, pada lamat warnamu
selagi
purnama belum bertakhta
purnama belum bertakhta
selagi
gugusan bintang belum meraga
gugusan bintang belum meraga
kau sambut
salam dan percakapan di dalam senyap
salam dan percakapan di dalam senyap
kau
peluk rintih dan pinta di dalam lindap
peluk rintih dan pinta di dalam lindap
Kau,
hening, yang merajai dingin
hening, yang merajai dingin
berjalanlah
ke arahku
ke arahku
aku
ingin memaknai semua itu
ingin memaknai semua itu
sehingga
menjadi sepertimu:
menjadi sepertimu:
khusyu’,
tenang dan wangi
tenang dan wangi
dan dari
lubukmu mengalir damai
lubukmu mengalir damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar